INTIMACY LOSS (OneShoot)

SiFany-Siwon-Tiffany-super-generation-super-junior-and-girls-generation-17286062-540-469

 

“Cinta itu indah, apalagi ketika cinta itu dapat dibawa ke jenjang pernikahan dan dipertahankan hingga maut menjemput. Begitu pula gambaran para pasangan suami istri diluar sana yang tengah membangun bahtera rumah tangga mereka. Satu tahun, mereka semakin mencintai satu sama lain, dua tahun mereka saling menyayangi keluarga kecil mereka. Hingga memasuki tahun-tahun krusial dimana goncangan makin keras menimpa. Bertekad akan menghadapi gelombang rintangan bersama. Namun semuanya hanya tinggal janji manis, yang ingkar ketika mereka kehilangan keintiman satu sama lain.”

***

Disclaimer:

Cerita ini aku temukan di AsianFanfic.com. Konsep cerita ini awalnya memang ada di salah satu website asing yang diadopsi oleh salah satu writer di AFF dengan Kpop Idol sebagai castnya dalam bahasa Inggris. Sekali lagi aku tegaskan bahwa CERITA INI BUKAN MILIKKU. Aku hanya ingin membagi cerita yang menurutku indah ini bagi para penyuka fanfic dan SIFANY SHIPPER, jadi aku adopsi cerita ini ke Bahasa Indonesia dengan sedikit penambahan alur cerita. Bila nanti kalian menyukai cerita ini mohon kesediaanya untuk mengomentari cerita ini.

Cerita ini sarat akan arti yang mendalam bagi yang dapat memaknainya dengan bijak. Jadi bagi siapa saja, baik yang telah menikah ataupun belum menikah anda harus mencoba membaca cerita ini

© 2012 – Jung Hye Na aka Choi Min Ri

***

INTIMACY LOSS

(spin-off from Married or not, You should read this.)

Sumber : http://sunshinebikyosifany.wordpress.com/2012/04/29/intimacy-loss-oneshoot/

Cast :

Choi Siwon

  • Suami Tiffany
  • Direktur perusahaan terkenal Hyundai Corp

Tiffany Hwang

  • Istri Siwon
  • Istri yang sabar, dan penyayang
  • Sangat mencitai suami dan anaknya

Kwon Yuri

  • Seorang model yang bekerja di Hyundai Corp
  • Alasan mengapa Siwon ingin bercerai dengan Tiffany

Choi Minho

  • Anak Tiffany dan Siwon
  • Berumur 9 tahun

***

[Siwon’s POV ]

Aku sampai di rumah ketika istriku sedang menyiapkan makan malam. Aku keluar dari mobil dan kulihat Tiffany sudah menungguku di depan pintu rumah dengan eyesmilenya yang entah mengapa kini tidak menarik di mataku.

“Ada sesuatu yang ingin kubicarakan,” kataku sembari menggenggam tangannya dan menatap matanya dalam

Dia hanya menatap ke arahku dan tanpa berkata apapun

Kami melangkah menuju meja makan bersama. Dia duduk dan makan dalam diam. Lagi, aku mengamatinya, bisa kulihat raut kesedihan di matanya bulan sabitnya. Tiba-tiba aku merasa bibirku sulit untuk digerakkan. Namun, aku harus memberitahunya apa yang megganjal di pikiran dan hatiku saat ini

“Aku ingin kita bercerai.” Kukeluarkan topic itu dengan tenang

Tiffany tidak terlihat terganggu dengan perkataanku. Wajahnya terlihat datar.

“Kenapa?” tanyanya dengan lembut.
Aku tak tau mau menjawab apa. Maka, kuhindari untuk menjawab pertanyaannya. Hal ini membuatnya marah. Tiffany melempar sumpit yang tengah ia genggam.

“Kau bukan seorang laki-laki, Oppa!”, teriaknya kehadapanku. Fany menatapku tajam sebelum akhirnya dia menuju kamar kami di lantai atas.

Malam itu, kami tidak berbicara satu sama lain. Dapat kurasakan tubuhnya yang bergetar menahan tangis di tempat tidur kami. Aku mengerti kalau dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada pernikahan kami. Penyebab aku ingin menceraikannya, yang memang jarang mengecewakan aku sebagai seorang suami. Namun sangat sulit bagiku untuk memberikannya jawaban yang memuaskan dan logis bahwa: Dia telah kehilanganku, karena saat ini ada seorang wanita yang telah merebut hatiku. Wanita yang bernama Kwon Yuri. Model sexy dan baik hati di Hyundai. Aku sudah tidak bisa mencintainya lagi. Aku hanya mengasihani saja!

***

Keesokan harinya, semakin membuatku merasa bersalah, kuletakkan surat perceraian yang berisikan bahwa Fany boleh memiliki rumah kami, mobil kami dan 30% bagian dari perusahaanku dihadapannya. Tiffany hanya memandang surat perceraian tersebut sekilas sebelum akhirnya ia merobeknya menjadi serpihan-serpihan kecil. Wanita yang telah menghabiskan waktu sepuluh tahun denganku kini seperti menjadi orang lain. Aku merasa bersalah atas waktunya yang terbuang sia-sia, dan untuk cinta dan energinya menghadapi dan mengurusku dan juga Minho, anak kami. Namun, hal tersebut tetap saja tidak dapat merubah keadaan bahwa aku kini merasa teramat sangat mencintai Kwon Yuri. Akhirnya ia menangis sejadi-jadinya di depanku, seperti yang sudah kuduga sebelumnya. Bagiku, tangisannya kini adalah sebuah pengikhlasan. Ide perceraian yang sudah menjadi obsesiku selama beberapa minggu ini, kini menjadi lebih jelas dan tegas kali ini.

***

Hari berikutnya, aku pulang snagat terlambat dan kulihat Tiffany sedang menulis sesuatu di meja makan. Aku tidak menyantap makan malam yang ada melainkan langsung menuju ke tempat tidur karena aku sangat merasa lelah karena seharian ini kuhabiskan dalam kencanku yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan dengan Yuri. Pukul 3 pagi aku terbangun, akupun ke dapur untuk mengambil air minum. Dan yang kudapati Fany masih tetap menulis sesuatu tak sedikit pun ia bergeming dari tempat duduknya di meja makan. Dan aku tidak perduli entah apa yang ia tulis disana, jadi aku langsung saja berbalik ke kamarku dan kulanjutkan tidurku lagi.

Pagi harinya Fany memperlihatkan padaku syarat perceraiannya:

Ia tidak menginginkan sesuatu dariku entah itu kekayaan ataupun hal lain dari diriku, namun ia ingin meminta tenggang 1 bulan sebelum perceraian. Ia ingin agar dalam 1 bulan itu kami harus berpura-pura untuk hidup normal sebisa mungkin. Alasannya sangat sederhana, sesederhana wajahnya yang ditunjukkannya saat itu: anak kami akan menghapi ulangan semesternya 1 bulan kedepan dan ia tidak ingin mengganggu konsentrasi belajar Minho dengan perceraian kami.
Ini sangat mudah. Langsung saja kusetujui syaratnya ini. Namun ia meminta sesuatu lagi, Fany ingin agar aku mengulangi bagaimana aku menggendongnya menuju ke kamar pengantin kamu seperti hari pernikahan kami dahulu. Fany meminta agar setiap hari dalam waktu satu bulan itu, aku menggendongnya keluar dari kamar kami sampai ke pintu depan setiap pagi. Aku pikir Fany mulai gila dengan permintaanya yang aneh itu. Hanya ingin membuat hari terakhir kami bersama bermakna dan agar aku bisa menebus rasa bersalahku padanya, akhirnya kuterima permintaan anehnya.

Kuberitahu Yuri mengenai syarat cerai Tiffany. Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata bahwa permintaan istriku sangat tidak masuk akal

“Tidak peduli trik apa yang dia gunakan, pada akhirnya dia tetap saja harus menghadapi perceraian.” Kata Yuri memcemooh istriku.

“Dan lagi, uri chagi, Siwon lebih tertarik padaku yang lebih segar ini kan?,” kembali kata Yuri sembari mendekatkan tubuhnya seduktif ke arahku.

Dan aku hanya tersenyum lalu mendekat kearahnya.

***

Fany dan aku tidak pernah mengadakan kontak badan sejak aku melayangkan gugatan ceraiku padanya. Jadi, hari pertama saat aku menggendongnya kami berdua sama-sama merasa kikuk.

Anak kami, Minho bertepuk tangan dibelakang kami.

“Yayy~ Daddy sangat kuat, dad bisa menggendong mommy.” Katanya dengan gembira.

Perkataannya yang polos memberikan sedikit rasa sakit di dadaku. Dari kamar kami menuju ruang tamu, lalu sampai dipintu, aku berjalan kira-kira sepuluh meter dengan Fany dipelukanku. Fany memejamkan matanya dan membisikkan sesuatu di telingaku.

“Jangan katakan apa-apa kepada anak kita mengenai maslaah perceraian ini.” Katanya lembut.

Aku menggangguk, entah mengapa aku merasa sedikit kecewa. Aku menurunkannya diluar rumah. Dia menunggu bus untuk pergi bekerja, sedangkan aku berangkat sendiri menuju kantor.

Pada hari kedua, kami berdua dapat melakukanya lebih mudah. Fany bersandar di dadaku. Aku bisa mencium wangi dari blouse yang ia pakai. Aku menyadari bahwa aku tidak pernah memperhatikan istriku dengan seksama lagi akhir-akhir ini. Aku menyadari bahwa ia tidak muda lagi. Kini ada kerutan-kerutan yang menghiasi wajahnya yang dulu mulus bak porselen, tak jauh beda dari wajah cantik Yuri. Dan disana kulihat pula terselip rambut putih di sela-sela rambut hitam legamnya! Pernikahan kami sudah membuatnya menjadi korban. Untuk beberapamenit kemudian aku berfikir, entah hal apa saja yang pernah kuperbuat padanya sehingga membuatnya menjadi seperti ini.

Pada hari keempat, ketika aku mengangkatnya,aku merasa perasaan intim kembali pada kami. “Ini adalah wanita yang telah memberikan 10 tahun hidupnya untukku dan.anakku” pikirku.

Pada hari kelima dan keenam, aku merasakan perasaan intim dan cintaku terhubung lagi pada Tiffany. Aku tidak memberitahu Yuri mengenai hal ini. Semakin hari, semakin mudah untuk menggendongnya. Mungkin setiap hari menggendongnya membuat otot-ototku semakin kuat.

Pada suatu hari kuperhatikan Fany sedang memilih pakaian apa yang akan ia kenakan untuk bekerja hari ini. Ia mencoba beberapa dress namun masih saja ia tidak dapat menemukan satupun yang cocok.

“Semua pakaianku tambah membesar.” Desahnya lemah

Aku tiba-tiba menyadari bahwa ia bertambah kurus, dah hal itulah yang menjadi alasan mengapa selama ini aku mampu menggendongnya dengan mudah. Dan menyadari hal itu, hatiku serasa dihantam benda berat….Fany, istriku telah menamam kesakitan dan kepahitan yang teramat sangat di hatinya. Refleks kuelus rambutnya dan kudekap puncak kepala istriku ke dalam pelukanku.

Tiba-tiba anak kami, Minho masuk ke dalam kamar dan sedikit mengganggu moment kami.

“Dad, sekarang adalah waktu untuk menggendong Mommy keluar.” Katanya. Baginya, melihat Daddynya menggandeng Mommynya sudah menjadi hal yang wajib dalam dirinya.

Tiffany tersenyum mengisyaratkan untuk Minho agar mendekat dan memeluknya erat. Aku membalikkan wajahku dari mereka karena aku takut bahwa aku bisa saja mengubah pikiranku pada saat-saat terakhir.

Lalu seperti hari-hari biasa aku menggengdongnya di kedua lenganku, berjalan dari kamar tidur kami, menuju ke ruang tamu sampai ke luar rumah. Tangan Fany yang lembut melingkar di leherku dengan sangat natural. Kupeluk badannya erat; sama seperti saat hari pernikaahan kami.  Namun, tubuhnya yang semakin kurus membuatku sedih.

Ketika aku pulang dari mengantar Yuri ke mall, tak sengaja aku melihat sebuah dress yang indah. Pikiranku tiba-tiba melayang menuju sosok Tiffany. Besok aku ingin mengajaknya ke jalan-jalan pikirku.

***

“Fany-ah bagimana kalau besok kita keluar?

“Ehm? Tumben oppa mengajak jalan-jalan?

“Aku hanya ingin menghabiskan waktu berakhir pekan denganmu, bagaimana?

“Daddy dan Mommy ingin jalan-jalan? Mengapa klaiantidak mengajakku?”, tiba-tiba Minho muncul di balik pintu kamar kami dengan mengerucutkan bibirnya, lucu pikirku.

“Ne, kau juga boleh ikut Minho.” Kataku

Kuyakin bila Minho ikut maka, Mommynya pasti akan ikut.

“Mommy kau akan ikut kan?”, Tanya Minho dengan tampang memelas kearah Fany

Kuyakin Fany akan luluh seketika.

“Okay,” akhirnya Fany setuju setelah melihat puppy eyes Minho

Pagi ini adalah akhir pekan. Keluarga kecilku pergi ke kebun binatang. Dengan Minho yang ada dipundakku. Dan Tiffany yang tanpa sadar mengamit lengaku. Akupun hany tersenyum melihatnya. Ada sesuatu yang menyejukkan rasanya yang hinggap di hatiku saat melihat senyuman mereka. Mungkinkah aku tidak ingin kehilangan mereka?

Kami pun melanjutkan perjalanan kami mengelilingi kebun binatang, singa, gajah beruang penguin, jerapah dan binatang-binatang lainnya sudah kami kunjungi, Minho dan Fany terlihat sangat bersemangat sekali. Tak henti-hentinya kami mengambil foto disana. Minho yang mengira hubungan Mommy dan Daddynya baik-baik saja memaksa kamiuntukmengambil foto berdua dan memaksa kami untuk berfoto mesra. Fany yang merasa canggung langsung kudekap mendekat kearahku.

“Ya, Daddy dan Mommy jangan terlalu mesra malu dilihat orang,” seru Minho.

Bagimana sih anak itu, tadi kan dia yang meyuruhku untuk berfoto bersama Mommynya

Fany hanya tertawa renyah melihat tingkah Minho. Mata bulan sabitnya mengembang kembali.

Perjalan kami lanjutkan lagi ke Taman Bermain sesuai keinginan Minho. Disana kami mencoba kembali setiap wahana permainan yang ada. Tak ingin rasanya agar waktu hari ini berlalu. Entah mengapa lagi, kurasa bahwa aku tidak bisa membiarkan keluarga kecilku ini hilang dari pandanganku.

Dan tujuan yang terakhir kami habiskan di sebuah danau sembari piknik. Makanan yang disiapkan Fany kembali terasa nikmat. Serta kebersamaan keluarga yang kurasakan ini membuat hatiku semakin goyah. Minho yang sudah kelelahan kini tidur di pangkuanku.

“Gomawo, Oppa.”kata istriku tiba-tiba.

“Wae? Untuk apa?

“Karena sudah membahagiakan kami, aku dan Minho hari ini. Minho memang selama ini ingin liburan bersama. Tapi sepertinya kesibukan kitalah yang menghalanginya.” Jawab Fany lagi dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya

“Ne, cheonma. Mungkin akulah yang salah, karena selamini sudah mengabaikan kalian.

***

Hari ini aku membentak istriku. Alasannya karena emosiku yang tadi siang bertengkar dengan Yuri. Padahal tadi Fany hanya menanyakan apakah aku sudah makan malam atau belum. Tapi malah kumarahi dia. Melihat wajahnya, terliahat dia sangat kaget, namun wajahnya kembali datar dan ia pun beranjak ke kamar Minho. Aku kembali merasa bersalah malam itu. Fany tidur di kamar Minho sedang aku tidur sendirian di kamar kami.

Ini adalah 3 hari terakhir sebelum hari perceraianku dengan istriku. Pagi ini aku berencana mengajak Tiffany jalan-jalan.

“Fany-ah, mianhe untuk yang kemarin. Aku terlalu lelah makanya emosiku jadi labil”, kataku berbohong

“Ne, oppa gwencana,”katanya lagi, aku tau dia hanya berpura-pura.

“Jam berapa hari ini kau pulang?

“Waeyo? Jam 2 kenapa?

“Aku akan menjemputmu”

Pukul dua aku menjemput istriku di tempat kerjanya. Ia masih nampak bingung untuk apa aku menjemutnya.

“Kita mau kemana oppa?

“Rahasia,”kataku dengan senyum misterius

Kami pun tiba di butik terkenal di Seoul. Aku pun menarikknya ke tempat dress. Dan menyuruhnya mengambil dress yang sesuai untuknya.

“Fany ambilah dress yang kau suka,” kataku

“Ani oppa aku kan tidak membutuhkannya,” katanya terkesan menolah

“Ayolah Fany-a,”bujukku

Kini akupun ikut memilihkannya dress. Dan mataku tertuju pada suatu dress mini yang cantik.

Dan mataku terpana  takjub melihatnya dibalut dress itu, meski tanpa polesan mewah dia tetap cantik. Dadaku berdetak kencang sekali. Ia terlihat malu-malu keluar dari kamar pas. Hal ini seperti déjà vu yang mengingatkanku ketika masa kami fitting gau pengantin dulu. Ia terlihat manis dan malu-malu ketika ia keluar dengan gaun pengantin putih dengan anggun. Menyisakan aku dengan rasa kekaguman.

Keluar dari butik kamipun pergi dinner di sebuah restoran mewah dengan suasana yang sengaja kupesan romantis. Awalnya kupikir aku gila, karena untuk apa kau membawa wanita yang nyata-nyata sudah tidak kucintai lagi ke restoran mewah untuk dinner romantic. Mungkin aku kembali mencintainya?. Kutepis perasaan itu dan kembali berfikir ini adalah sebagai penebusan dosaku padanya.

Malam ini kuajak dia ke tepian pantai, kami duduk di sebuah kursi kayu di pesisir, suasana tidak lagi canggung. It’s just like our first date. Fany menyandarkan kepalanya di dadaku. Perlahan ia pejamkan matanya.

“Oppa, terimakasih untuk hari ini. Kau rela meluangkan waktumu untuk membawaku kemari.”katanya lirih

“Annio Fany, sudah seharusnya aku melakukan ini

“Tapi ini tentu berat untukkmu yang sudah tidak mencintaiku lagi kan?,” katanya tenang, namun menusuk hatiku dan membuat rasa bersalah itu muncul

HENING

Dering Sorry-Sorry menandakan ada panggilan masuk ke hpku.

My Chagi is calling…….

Kubimbang haruskah kuanggkat telepon Yuri?

“Oppa aku mohon jangan kau angkat telepon itu,” kata Fany tiba-tiba.

“Oppa, aku hanya ingin kita menghabiskan waktu berdua hari ini, karena ini adalah hari special kita, dan mungkin ini adalah kenangan terakhir kita bersama”, katanya sembali menekan tombol reject di hp ku.

Kuturuti keingginannya, entah mengapa kumerasa lega kalau ia tidak memperbolehkan aku untuk mengangkat telepon Yuri itu. Namun ketika ia bilang kenangan terakhir, rasa bersalah itu kembali muncul. Ah dan aku lupa.

“Fany-ah, ini untukmu.” Kataku sembari memberikan kalung berbentuk hati padanya

“Terima kasih karena selama sepuluh tahun ini kau sudah menjadi istri yang baika dan ibu yang baik bagi anak kita,” lalu kukecup keningnya.

“Gomawo, oppa.” Hanya itu yang dapat kudengar di sela-sela tangis lirih dan senyumnya

Pada hari terakhir kami, ketika kupeluk dia dalam dekapanku, entah mengapa rasanya sangat sulit untuk melangkah. Bahkan walaupun Minho telah berangkat ke sekolah, aku tidak ingin cepat-cepat menggendong Fany dan meninggalkannya di luar rumah sendirian.

“Selama ini aku tidak pernah menyadari bahwa pernikahan kita akhir-akhir ini sungguh kurang keintiman.” Kataku sembari menggenggam tangannya erat. Dan seperti biasa ia hanya tersenyum lemah.

“Begitukah menurutmu?, tanyanya.

“Kau tahu aku sangat merasa bahagia akhir-akhir ini, dan aku merasa keintiman kita masih terjalin, katanya seolah menentang perkataanku.

Kau bohong Fany, kau tidak bahagia saat ini.

***

Kukendarai mobilku ke Apartemen Yuri. Aku bergegas keluar dari mobil bahkan tanpa mengunci pintu. Aku terlalu khawatir penundaan sekecil apapun dapat membuat pikiranku berubah…..

Aku melangkah ke lantai atas. Ku tekan perlahan bel pintu. Dan Yuri menyambutku disana dengan senyuman menggoda.

Hai honey, sapanya.

Tangannya menggiringku masuk ke dalam apartemen yang khusus kubelikan untukknya. Kembali ia menggodaku.

“Jadi, chagi sepertinya kau tidak sabaran ya, pengadilan bahkan baru dimulai besok namun kau sudah mengunjungiku hari ini. Kau sudah sangat bosan pada istrimu dan ingin cepat – cepat menikah denganku ya, katanya sembari memainkan ujung dasiku.

Siwon mantapkan hatimu, pikirku.

“Mianhae, Yuri, Aku rasa aku sudah tidak menginginkan perceraian lagi”

Yuri menatapku, kaget, dan kecewa lalu ia menyentuh dahiku.

“Chagi apa kau deman?” tanyanya.

Aku menghempaskan tangannya dari dahiku.

“Mianhae, Yul, kataku, Aku tidak ingin bercerai.” Kataku lagi berusaha terlihat setenang mungkin. “Kehidupan pernikahanku sangat membosankan mungkin karena selama ini aku dan istriku tidak pernah menghargai sedikitpun setiap momen kebersamaan kami, bukan karena kami tidak lagi mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari semenjak hari pertama aku menggendongnya ke rumah pada hari pernikahan kami, aku telah menyatakan tanggung jawabku untuk selalumenjaganya dan mencintainya sampai maut memisahkan kami”.

Yuri tertawa terbahak-bahak lalu mendadak bangun dari sofa di sebelahku. PLAK. Dia lalu mendaratkan tamparan keras pada wajahku.

“Ya! Choi Siwon kau pikir kau ini siapa? Berlagak seperti kau itu adalah seorang suami yang baik padahal kau habiskan malammu untuk tidur denganku, kau kira istrimu akan memaafkanmu. Cepat pergi dari sini! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi!”, katanya emosi, menuju pintu kamarnya, menutupnya dengan keras dan dapat kurasakan ia menagis sejadi-jadinya di kamar.

Benar, Fany mungkin tidak akan pernah memaafkanku bila ia tahu betapa hinanya kelakuan suaminya ini. Aku segera melangkah turun menuju parkir dan  melajukan mobilku menjauh.

Aku melihat toko bunga kecil di pinggir jalan, kutepikan mobilku dan aku memesan sebuket cantik bungan mawar merah untuk Tiffany.

“Silahkan tulis pesan anda pada kartu ini Tuan”, kata pramuniaga toko bunga itu ramah

Akupun tersenyum dan menulis,

‘I’ll carry you out every morning until death do us apart.’

Malam itu ketika aku sampai di rumah, dengan buket bunga ditanganku, dan senyuman lebar yang menghiasi wajahku, bergegas aku naik ke kamar kami, tidak sabar hanya untuk melihat senyum dan mata bulan sabut isriku, Choi Tiffany yang aku cintai. Dan yang kudapatkan adalah anakku yang menangis dan menggenggam tangan Tiffany mengenakan dress dan kalung hati yang kuberikan tertidur di ranjang kami, tertidur untuk selamanya – mati.

Lututku tiba-tiba melemas tak sanggup untuk menopang berat badanku. Setelah kubaca isi surat yang ia genggam di tangannya.

“Oppa terima kasih kau sudah membuat hari-hari terakhirku hidup di dunia berharga.

“Terima kasih kau sudah mengingat hari pernikahan kita yang telah lewat dua hari yang lalu. Itu akan menjadi kenangan terakhir yang kubawa saat kematian menjemputku”

“Oppa mianhae, aku tetap tidak bisa bercerai denganmu, karena sebelum perceraian itu tidak mungkin aku sudah tidak ada di dunia lagi, sudah 2 bulan ini aku divonis dokter bahwa aku menderita kanker otak, dan ternyata sudah stadium 4.

Ketika aku ingin membicarakan mengenai masalah ini denganmu, kau datang dengan surat perceraian ditanganmu. “Sungguh hatiku sangat hancur saat itu. Aku mendadak tidak percaya dengan adanya kuasa Tuhan.

“Esoknya aku kembali lagi kerumah sakit dan kenyataan pahit yang kembali kualami adalah dokter memvonis bahwa aku hanya abertahan hinga 1 bulan kedepan. Akupun pulang ke rumah dengan langkah gontai. Minho yang melihat keadaanku, spontan memelukku dan bertanya, Wae Mommy? Don’t cry, tell me what happen? Melihat mata polosnya aku jadi tidak tega. Setidaknya selama 1 bulan sisa hidupku aku harus menghadiahkannya sebuah kenangan yang tidak terlupakan. Maka aku memintamu agar berakting bahwa rumah tangga kita tidak bermasalah di depan Minho. Mianhae oppa aku memaksamu melakukannya walau kau sudah tidak mencintaiku lagi. Entah mengapa semenjak kau menggendongku seperti saat kita menikah dahulu aku merasa gairah hidupku tumbuh lagi, aku tidak inginmelepaskanmu, dan entah mengapa aku rasa kau juga masih mencintaiku oppa.”

Saat hubungan kita sudah membaik kenyataan pahit menghantamku, kau ternyata berselingkuh dengan model itu, ya aku melihatmu jalan dengannya di mall. Harpanku untuk hiduppun sirnah lagi. Namun kau membuatku bingung oppa, disaat aku akan berusaha mengiklaskanmu, kau mengajakku dan Minho jalan-jalan mengukir kenangan seperti masa lalu. Dan yang terakhir, hari itu tepat saat hari pernikahan kita, kau membuatku semakin tidak ingin melepaskanmu. Mianhae Oppa aku terlalu egois. Kini kau bebas oppa aku sudah dipanggil Tuhan. Nmun kupinta satu hal padamu Tolong kau jaga Minho, anak kita. Sayangilah dia seperti aku menyayangimu atau kau mencintai model itu. Oppa maafkan kekuranganku selama ini

Selamanya aku mencintaimu Oppa

Saranghaeo yeongwonhi Choi Siwon Oppa nae yeobo

 

Tiffany Hwang ani- Choi Tiffany-

 

Istriku, selama ini ternyata sedang berjuang untuk melawan KANKER stadium 4 dan aku terlalu sibuk dengan segala kebersamaanku untuk Yuri untuk bahkan memperhatikan istriku. Fany mengetahui bila waktunya hanya tinggal 1 bulan lagi sebelum kematian menjemutnya. Dan dia ingin menyelamatkanku dari segala reaksi negative yang bisa saja diberikan Minho bila ia tahu bahwa Daddynya ingin Mommynya menceraikan demi suatu perselingkuhan, yang ternyata telah diketahui istriku selama ini.

Terakhir, di mata anak kami Minho – Aku adalah suami yang baik untuk Mommynya ….

—————————————————————————————————————

AN (From AFF author)

The small details of your lives are what really matter in a relationship. It is not the mansion, the car, property, the money in the bank. These create an environment conducive for happiness but cannot give happiness in themselves.
So find time to be your spouse’s friend and do those little things for each other that build intimacy. Do have a real happy marriage!
If you don’t share this, nothing will happen to you.
If you do, you just might save a marriage. Many of life’s failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up.

http://www.asianfanfics.com/story/view/176968/intimacy-loss-oneshot-oneshot-sifany-siwon-snsd-supergeneration-tiffany-yulwon

*** END ***

 

 

 

126 thoughts on “INTIMACY LOSS (OneShoot)

  1. This ff is so amazing. That’s right. The money, the car, the mansion, not really give we a happiness.

    I really like this story 🙂 thanks for your link^^

    • nde sayangnya pihak tv tidak ada konfirmasi apa2. Cerita versi paling asli memang bertebaran di internet tapi, yang di tayangkan di tv sangat mirip dengan versi yang ini. Dan cerita ini di posting bulan 4 dan pihak tv menayangkannya pada akhir bulan tepatnya saat mendekati ujian penerimaan mahasiswa baru

      Min Ri

  2. Aku pernah baca yg asli versi bhs inggrisnya. Di rekomendasikan tmnku.
    Tapi udh bbrp kali kubaca, ttp aja bikin nangis. Terlalu menyakitkan chingu. Bkin kita lbh sadar ja klw serapat2nya rahasia kita simpan gaada gunany dan lagi, ikatan pernikahan itu cuma sekali sampai mati, krn ap yg diaatukan.Tuh.gblh dipidahkan oleh manusia. Hebat bgt. Mungkin.ini cuma ff biasa, tp maknanya luar biasa. Gak biasanya aku smp nangis bca ff. Pdhl pas pertama kubaca dlu jg kupikir paling mereka balikan,taunya malah gtu.

    I love sad ending
    lbh mengena gtu..

    >.<
    *39*

  3. gak bsa bilang apa2 lagi . .
    bagus, keren, sangat menyentuuhh
    lankutkan dengan ff yg lain min, LIKE THIS SO MUCH

  4. Omona!!! Aku nangis baca cerita ini (╥﹏╥) setuju bgt sma kata” terakhir si author… Is the best fanfiction ever!

  5. wah gc aq br nangis baca ff selain seokyu ya ff ne benar2 menguras air mata n emosi….
    selamat author km berhasil buat ff yg sesih bgt…

  6. Wahh.. Ceritanya nguras air mata banged;( benar” nyentuhhh authorr..
    Bagus banged ide ceritanyaa..
    Keluarga itu bakalan utuh, kalau keintiman antar anggota tetap terjalinn..

  7. Menyedihkan ceritanya.. Harus ambil tissue deh..
    Ff ini feel-nya dapet.. Smpek bikin nangis,,,.. Daebak thor :’)

  8. kyaknya crita ini bnyak d adopsi k berbagai versi(set dan cast)….over all its good story very like it…!!!saya hampir mewek bcanya…..

  9. Aq pernah baca fanfic ini. tp bedax yg jd tiffanyx jiyeon t-ara. ga ada minhox dan ga smp’ meninggal. endx happy jg.

  10. Sebenernya udh pernah denger crita ini sebelomnya, tp SiFany versionnya bagus banget! Tapi sad ending 😦 kereeeen

  11. Speechless! Nyesek banget aku baca ff ini dan hampir nangis. Maknanya luar biasa. Pas bagian minho yg nangis sambil megang tangan fany itu firasatku udh nebak kalo fany akan tiada dan ternyata bener T-T
    Aaa rasanya pengen jambak jambak rambut Yuri (?) T-T

  12. Tenang… Tenang *inihanyaff* *inihanyaff*, tapi Ќϵпаρа Ϩαγα megap2 gini уa nangisnya? Ff ϊηί berhasil membuat Ϩαγα mewek seperti tiada hari esok. Ng… Ϩαγα ȗԁαн pernah baca ϊηί asli versi inggrisnya, dan ketika nemu ff ітϋ ƴαήԍ versi indonesia, Ϩαγα sempet ragu Μαϋ baca atau enggak karena takut nangis seperti orgil *?*

    Meskipun sad ending, cerita ϊηί ȗԁαн menyadarkan Ϩαγα καІαȕ rumah tangga ітϋ sangat penting bagi sebuah keluarga. Dan betapa seorang ibu tidak Μαϋ meninggalkan anaknya tanpa kenangan indah sebelum dia ακαη pergi…

    Mian καІαȕ komentar Ϩαγα kepanjangan… Ff selanjutnya ditunggu ^^

  13. Nagis sek ah *huaaa 😥 Kisahnya sad banget,oneshoot ya ? Kasihan tiffanynya,siwonnya jahat juga ya *digamparsiwonest…Ih yuri bikin gregert juga o 😀
    Bagus thor aku suka,bikin sequelnya dong (?) Bikin yang HaeSica ya kapan2 (?) *banyak permintaan 😀

  14. Sumpah disini tiffanynya pasti sakit banget.. Aku sampe nangis, kasian tiffany.. Ini bagus banget. Siwon akhirnya sadar, tapi semua sudah terlambat. Siwon seharusnya amat sangat berterimakasih kepada tiffany. Minho harus kuat! Jadi anak yang baik.. Amit-amit tiffanynya gitu..

  15. Q terlalu menghayati apa yah.. Masa q sampe nangis.. ;(

    Tapi sumpah, ini ff bener-bener keren. Feel dan tata bahasanya keren. Bagus!!

    Good job for author. 🙂

  16. nyesek banget bacanya…
    emang belum ada 1thn q nikah
    jadi belum terlalu ada cekcok (hope never and ever, amiiien)
    but, ini bisa jadi pelajaran berharga untukku, sebagai seorang istri.

    aku harap sebuah ikatan sakral pernikahan hanya akan putus oleh kematian, bukan perceraian

    gud story…

  17. FF-nya terinspirasi sama film China ya? soalnya aku pernah nonton dan kalo ga salah yang jadi Yuri-nya mirip Jang Nara atau emang bener Jang Nara (?) Bedanya disini ada scene Siwon dan keluarganya pergi, Siwon dan Tiffany kencan (?), dan kalo ga salah di film itu perempuannya ga sakit dan mereka belum punya anak. Aku juga sempat buat versi aku, agak bingungsih bagaimana memilih cara penulisannya agar pesan yang terkandung tetap ada 😦 Dan pilihan author dengan menggunakan Siwon POV is unbelievable!!! I never try it before and the result was cool 😀 haha well good job author 😀

  18. Ini fanfiction paling bermakna dari yg pernah aku baca selama ini, bnyk pesan didalamnya, dan juga banyak pelajaran. Ya Tuhan ff ini benar-benar menyedihkan, aku suka…

  19. sempet mikir emang fany sakit. gara gara siwon blg fany tambah kurus. trs gk percaya liat mereka romantis lg. eh tp pas tau tiffany meninggal sedih bgt thor gk rela 😦 sad ending bgt thor sedihhhh bgt 😦

  20. Aku dah pernah baca ff ini, tp mian bru coment. Cerita ini ttp sedih n tmbh bkin ga rela krn wlw slng mncintai akhirnya sifani ttp pisah krn takdir..huhu..hick..hick..

  21. Sedih bgt 😥 .baru kali ini baca ff sampe nangis 😥 .dari awal sampe akhirr nangis mulu 😥 .daebak ff nya :”

  22. kayaknya cerita ini aku pernah baca deh tapi bukan dalam bentuk fanfic tapi bentuk cerita indonesia…. Tapi Daebak deh sama yang bikin cerita aslinya…..

  23. Pingback: Intimacy Loss (Oneshoot Repost vers.) | House of Fanfiction Remake

  24. Ampuuuuunnnnn gakuattt sumpah 😥 😥 😥 ,sumpah ini keren banget :’) ……kehabisan kata2.oh god</3

  25. Sad ending.Sedih banget deh fany meninggal,karna penyakit yg dideritanya,kanker otak stadium 4,malah divonis bertahan 1 bln, poor fany.
    Siwon menyesal,tapi udah terlambat.
    Good fanfic thor,i like it.
    Ditggu ff selanjutanya ya thor.
    Keep writing thor.hwaiting
    Sifany 4ever.

  26. Aku sangat suka banget FF ini walaupun Sad Ending….
    Dan thor kalau di izinkan aku ingin Share cerita ini di Media Sosial lain… Boleh?

Leave a reply to ameliakasela Cancel reply